Foto Ir. Nurhaidah saat rapat pembentukan kelompok pegiat budaya yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu |
Dompu, Bidikinfonews.com - Barang atau benda-benda peninggalan sejarah milik Daerah Kabupaten Dompu yang dititipkan di museum Pemerintah Provinsi NTB rupanya diduga tidak diakui keberadaanya.
Benda yang diserahkan secara sukarela dimaksud hanya disimpan di gudang tanpa dipajang. Ironinya, sejumlah benda-benda peninggalan sejarah termasuk pusaka, sekarang sudah mengatasnamakan daerah lain.
Baca Juga :DKD Mati Suri, Bang Edo : Seniman Dompu Butuh Dukungan Pemerintah
Hal itu dipaparkan oleh salah satu pegiat sejarah Dompu Ir. Nurhaidah saat rapat pembentukan kelompok pegiat budaya yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu pada Kamis (24/3) kemarin.
Dengan adanya perihal tersebut, Nurhaidah meminta terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Dompu untuk segera mengusut tuntas.
Foto Kasi Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Dompu Saat Menunjukan Beberapa Bukti Video Peningalan Sejara Yang Diambil di Mesium NTB |
Nurhaidah mengakui, awal mengetahui hal itu saat dirinya bersama rombongan tim dari Disbudpar Dompu berkunjung di museum Provinsi NTB pada awal bulan Maret tahun 2022 lalu.
"Kami melihat sendiri dan diakui juga oleh kepala museumnya bahwa tidak ada barang milik Dompu yang dititipkan dari 1.980-an itu, kalaupun ada dipajang, itu sudah nama daerah lain, dan sebagian ditempatkan di gudang," papar Nurhaidah.
Pasang Iklan Disini :
Kunjungan tersebut, Nurhaidah sebenarnya akan dilantik sebagai anggota Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), namun setelah mengetahui bahwa prodak sejarah Dompu tidak dipajang, tanpa berpikir panjang Nurhaidah langsung menolak pelantikan itu.
Ia berpendapat, jika dia dilantik sebagai KSBN, sementara produk atau benda sejarah milik Dompu tidak diapresiasi atau dipajang, sama halnya dengan bohong, sementara acara pelantikan rencananya digelar pada Sabtu esok harinya.
Simak Videonya Dibawah Ini 👇👇👇
"Setelah mengetahui hal itu, saya langsung menolak pelantikan itu, karena saya berpikir, kalau prodak Kebudayaan Dompu tidak ditampilkan, kenapa saya harus berkumpul dengan para budayawan yang ada di NTB," ungkapnya.
Nurhaidah kembali menerangkan, hal yang membuat dia sedih, ketika melihat prodak atau benda sejarah milik Dompu tidak dipajang, apalagi prodak tersebut ada sebagian dari peninggalan almarhum orang tuanya.
Untuk itu, Nurhaidah menegaskan, jika prodak atau benda peninggalan milik Dompu yang dititipkan yang kemudian tidak dipajangkan di museum Provinsi NTB lebih baik prodak tersebut ditarik kembali.
"Kalau memang prodak Dompu tidak dipamerkan disitu lebih baik kita minta kembali, daripada menjadi penghuni gudang, insya Allah sambil menunggu museum kita dibangun," tandasnya.
Sementara, Wakil Ketua Majelis Sakaka Dana (Makkadana) Dompu, Dedy Arsyik, S.Sos yang juga Kepala Seksi (Kasi) Kebudayaan Disbudpar Dompu membenarkan bahwa barang-barang bersejarah termasuk milik Kesultanan Dompu memang di simpan di gudang museum NTB.
"Iya, hal itu juga disampaikan oleh petugas museum NTB, selaras juga dengan Sasambo (Samawa Mbojo) yang dituliskan di pajangan itu" akui Dedy.
Berangkat dari itu semua, Dedy Arsyik yang juga ikut dalam pelantikan itu berharap peran cepat Pemda untuk menyelamatkan benda-benda bersejarah, agar segera membangunkan museum di Bumi Nggahi Rawi Pahu.
"Upayanya harus segera merealisasikan pembangunan museum walaupun dengan skala yang kecil," saran Dedy Arsyik. (bidik01).